Apakah kecoa dan tikus membuat Anda takut? Asal tahu saja,
sifat tersebut tidak menandakan Anda sebagai pengecut, sebaliknya itu berarti
Anda lebih kecil kemungkinannya untuk sakit.
Alasan takutnya seseorang melihat hewan-hewan tersebut,
karena mekanisme yang disebut dengan sistem kekebalan perilaku. Sistem ini
dirangsang dengan merasakan benda yang tidak diinginkan melalui penglihatan,
suara, sentuhan, dan bau sehingga membuat kita bereaksi terhadap ancaman.
Akibatnya, seseorang akan menghindari hewan-hewan tersebut
sebelum mereka datang menyentuh tubuh. Bisa dibilang, ini adalah cara kasar
untuk melindungi seseorang dari kesehatan yang buruk. Namun, penelitian terbaru
dari Universitas British Columbia, tempat di mana istilah 'sistem kekebalan
perilaku' diciptakan mengatakan, bukan cuma kesehatan yang dia pengaruhi.
Namun, juga dapat memberikan wawasan yang unik ke dalam
semua jenis perilaku. Dari pilihan pasangan kita, sampai cara kita memilih.
Manfaat utama sistem kekebalan tubuh perilaku adalah
kesederhanaannya. Dia berjalan beriringan dengan sistem kekebalan tubuh yang
melawan infeksi, jaringan sel yang canggih, jaringan dan organ yang melawan
penyakit, dan penyembuhan penyakit yang cepat.
Sistem kekebalan tubuh perilaku, di sisi lain, membutuhkan
pengeluaran kalori yang sangat sedikit. Caranya, dengan membuat Anda merasa
jijik ketika Anda mencium potongan makanan busuk di lemari es.
Sehingga tubuh tidak perlu lagi mengeluarkan energi untuk mengirimkan
sel kekebalan tubuh yang melawan serangan bakteri makanan tersebut, karena Anda
menghindarinya di tempat pertama.
Sistem kekebalan tubuh perilaku terjadi karena bahan kimia
otak, termasuk dalam hal ini serotonin. Bahan kimia yang meningkatkan suasana
hati ini juga ditemukan di daerah otak yang terlibat dalam sensasi jijik, dan
sangat aktif di dalam usus juga. Dia dapat memicu mual ketika menanggapi rasa
jijik.
Jijik adalah indikator kesehatan
Jijik adalah bagian dari sifat mendasar manusia, kata Val
Curtis, spesialis higiene di London School of Hygiene dan Tropical Medicine.
“Penelitian menunjukkan ada banyak hal yang membuat orang
jijik. Termasuk, kotoran tubuh, orang-orang yang sakit atau tidak higienis,
lingkungan kotor, makanan tertentu, terutama jika makanan tersebut asing, hewan
tertentu seperti tikus dan kecoak.
“Jijik adalah alasan mengapa kita mengembangkan sikap. Kita
belajar bahwa meludah, misalnya, membangkitkan perasaan jijik pada orang lain,
jadi kita tidak melakukannya.”
Hal ini dapat menjadi indikator kesehatan yang menarik.
Penelitian dari Universitas Trnava, Slovakia, yang melibatkan 100 relawan
menemukan, orang-orang yang rasa jijiknya lebih besar terhadap parasit, dan
serangga memiliki kesehatan lebih baik daripada peserta yang lain.
“Hal ini mendukung gagasan, jijik dan rasa takut terhadap
objek-objek yang membawa penyakit dapat mencegah kontak dengan benda menular
tersebut,” kata para peneliti.
Jijik dan kecenderungan pilihan pasangan perempuan
Sementara itu, penelitian dari Universitas Glasgow
menemukan, perempuan perasaan jijik yang lebih besar lebih cenderung menikah
dengan lelaki bersuara maskulin dan berfisik macho. Perempuan yang tidak suka binatang kecil seperti serangga,
melihat suara yang dalam, dan wajah serta tubuh maskulin lebih menarik daripada
perempuan lain.
Ini adalah sebuah respons kelangsungan hidup evolusioner,
kata para peneliti. Suara dalam dan penampilan fisik yang maskulin berhubungan
dengan gen dengan kesehatan lebih baik. Orang-orang berkarakter demikian dapat
terlindungi dari infeksi dan penyakit. Dengan kata lain, menikahi lelaki
maskulin memberikan manfaat untuk perempuan dan anaknya.
source: http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150526161250-255-55810/jijik-pada-tikus-atau-kecoa-menandakan-anda-lebih-sehat/3
source: http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150526161250-255-55810/jijik-pada-tikus-atau-kecoa-menandakan-anda-lebih-sehat/3