Belum lama ini masyarakat Indonesia di hebohkan dengan beredarnya
berita mengenai adanya “Beras Plastik” atau beras yang di buat dari plastik. Beras
yang di bilang berasal dari negeri china ini menjadi sebuah kekhawatiran bagi
penduduk Indonesia, akibatnya banyak yang takut dalam membeli beras karena
takut tertipu bahkan tak sedikit komentar-komentar di sosial media yang malah
membawa-bawa negara china dan rasnya.
Tapi tunggu dulu, ada baiknya kita
sebagai orang Indonesia untuk dapat mencerna setiap informasin yang kita dapat
daripada langsung menghakimi tanpa tau betul apa yang terjadi. Berikut ini beberapa fakta yang menyanggah
adanya beras plastik.
1. Di video 'Pembuatan Beras Plastik Asal Cina', tidak ada
informasi bahwa yang diproduksi adalah beras.
Video tersebut sesungguhnya menunjukkan proses pembuatan
biji plastik yang disebut extrusion. Mesin yang digunakan yakni extruder.
Plastik dicairkan, kemudian dimasukkan ke dalam pipa yang dipanaskan dan
memiliki pengaduk ulir seperti mata bor. Dari situ, plastik akan keluar seperti
odol dan masuk ke saringan seperti pembuatan cendol yang panjangnya seperti
mie.
Setelahnya 'tali plastik' yang masih panas dan lembek
dimasukkan ke dalam air. Bila telah mengeras, 'tali plastik' dipotong
kecil-kecil dengan chopper membentuk biji atau pelet agar mudah dimasukkan ke
dalam karung. Tak ada yang sedikit pun petunjuk yang mengatakan bahwa dalam
video tersebut sedang membuat beras plastik.
2. Sifat utama plastik turunan hidrokarbon adalah hidrofobik
atau tak menyukai air.
Hal ini dikarenakan bahan dasarnya merupakan minyak bumi dan
struktur kimianya nonpolar. Karenanya, jika memang beras tersebut terbuat dari
plastik, seharusnya tidak bisa menjadi lembek. Beras asli menjadi lembek karena
menyerap air. Bila plastik direbus, plastik tersebut seharusnya hanya basah
atau berwarna kecokelatan, namun tak akan menjadi bubur.
3. Beras plastik seharusnya tidak tenggelam.
Bila memang beras palsu terbuat dari plastik, seharusnya
beras tersebut tidak akan tenggelam di dalam air karena berat jenisnya lebih
rendah dari air. Seharusnya 'beras plastik' tersebut mengambang meski ditekan
ke bawah.
4. Ada pula yang mengatakan bahwa beras plastik terbuat dari
kentang atau umbi yang dilapisi plastik.
Hal ini terasa janggal. Sebab, kentang lebih mahal daripada
beras. Selain itu, sangatlah sulit untuk memotong kentang menjadi biji-biji
kecil yang dilapisi plastik.
Logikanya titik leleh plastik yang paling umum PE
(polietilen) adalah 115 derajat Celcius, PP (polipropilen) adalah 130 derajat
Celcius, dan PET (polietilen tereftalat) adalah 260 derajat Celcius (atau
sekitar 100 derajat Celcius untuk PET yang digunakan untuk botol plastik).
Sementara untuk melakukan pelapisan (coating), plastiknya
harus dicairkan dulu baru bisa melapisi umbi atau kentang. Semua titik leleh
plastik di atas 100 derajat Celcius, dengan demikian seharusnya umbi atau
kentangnya keburu hangus sebelum bisa dilapisi plastik.
5. Untuk menguji beras asli dan 'beras plastik', hendaknya
diuji di laboratorium.
Ada dua cara mudah mengetahuinya. Pertama, 'beras plastik'
dipotong dan dilihat penampangnya di bawah mikroskop untuk melihat apakah
terlihat perbedaan umbi dan kulit plastiknya. Kedua, menguji amilum dengan
yodium.
Amilum adalah jenis kanji yang terdapat pada beras asli.
Bila ditetesi yodium, akan memberi warna ungu. Namun bila ditetesi yodium tidak
berubah menjadi ungu, berarti beras tersebut memang bukan beras asli.
Fakta-fakta tersebut dipaparkan oleh pengguna Facebook yang
bernama Harnaz. Ia mengaku seorang insinyur yang memahami masalah kimiawi.
Harnaz juga mengimbau untuk lebih teliti terhadap isu-isu yang berkembang.