Tak ada satu pun Alfamart dan Indomaret di kota ini. Padahal
minimarket tersebut menjamur di kota-kota besar lainnya seperti Jakarta,
Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.
Wisatawan yang menjejakkan kaki di ranah Minang, Sumatera
Barat mungkin akan heran mengapa di wilayah tersebut tak ada satu pun
minimarket waralaba seperti Alfamart, Indomaret, Lawson maupun 7Eleven.
Ya, tak ada satu pun minimarket waralaba di kota-kota
seperti Bukittinggi, Padang dan sekitarnya. Padahal di kota besar lain,
minimarket tumbuh menjamur di mana-mana.
Dan ternyata, sebabnya adalah pemerintah daerah setempat
memang melarang minimarket waralaba beroperasi di wilayah tersebut. Pasalnya,
ada kekhawatiran keberadaannya akan "mematikan" pedagang tradisional.
Hal tersebut sudah pernah dikemukakan oleh Walikota Padang
Mahyeldi Ansharullah. Ia menegaskan, tidak akan memberikan izin kepada jaringan
waralaba Alfamart dan Indomaret untuk membuka gerainya di Kota Padang.
Menurut Mahyeldi, kehadiran kedua waralaba tersebut dapat
merusak ekonomi daerah nantinya. "Indomaret dan Alfamart tidak dikeluarkan
izinnya karena akan merusak ekonomi daerah," ujar Walikota Padang.
Dengan suasana toko yang modern, terang ber-AC, barang yang
tertata apik, aneka barang yang cukup lengkap, dan harga jual yang pasti,
tentunya membuat orang lebih suka berbelanja di minimarket waralaba. Sehingga
berpotensi menyebabkan warung-warung atau toko kelontong menjadi sepi pembeli.
Di samping itu, sejak dulu orang Minang dikenal dengan
tradisi dagangnya. Nah, dengan adanya larangan bagi minimarket waralaba, secara
otomatis penduduk asli yang kebanyakan adalah pedagang dapat terlindung dari
gerusan persaingan.
Meski begitu, bukan berarti tak ada minimarket sama sekali
di Sumatera Barat. Terdapat juga minimarket namun sifatnya milik perorangan
bukan waralaba. Minimarket tersebut biasa disebut toserba (toko serba ada).