Organisasi Kemasyarakatan di Indonesia senang bergaya bak
Tentara Nasional Indonesia (TNI). Mereka petantang-petenteng dengan seragam
loreng dan baret seperti militer. Padahal jelas-jelas itu orang sipil.
Ada sejarah panjang kenapa masyarakat terobsesi tampil bak
militer. Sejarawan Petrik Matanasi menilai hal ini terjadi sejak penjajahan
Jepang di Indonesia.
Dulu Jepang banyak mendirikan organisasi untuk pelajar dan
pemuda, seperti Seinendan dan Keibodan. Mereka diajari baris berbaris dan
perang-perangan. Sendi kemiliteran masuk ke semua segi kehidupan karena yang
memerintah pun militer.
"Setelah itu disusul oleh perang kemerdekaan melawan
Inggris dan Belanda, membuat anak-anak muda terbiasa dengan senjata dan seragam
ala militer," kata Petrik kepada merdeka.com, Kamis (3/3).
Akhirnya setelah revolusi, tentara jadi pekerjaan favorit
anak muda. Rupanya militerisme juga diteruskan Orde dengan cukup masif dari
masa sebelumnya. Makin menjamurlah organisasi berseragam loreng. Kebanyakan
menjadi underbouw partai politik.
"Jadinya orang-orang merasa gagah menggunakan atribut
militer. Termasuk army look," jelas Petrik.