Bagi Krishna
Kumar, mungkin mesin ketiknya itu termasuk salah satu benda berharga di
sepanjang hidupnya. Bagaimana tidak, seluruh harapan hidupnya saja digantungkan
di benda yang tak lelah menemaninya mencari sejumlah uang untuk menghidupi
keluarga. Jadi tak salah juga, kalau ia sempat merasa sedih ketika kehilangan
benda tersebut.
Kehilangan
mesin ketik yang ia sayangi itu memang tidak mudah. Bagaimana pun juga, sebagai
orang yang menawarkan jasa pengetikan di pinggir jalan benda itu adalah aset
tersendiri. Setiap hari selama 10 jam ia duduk sendirian di depan sebuah kantor
pos besar di wilayah Lucknow, India.
Kakek yang
berusia 65 tahun itu berharap dengan lapak kecilnya ini bisa mengetik
surat-surat yang akan dikirim seseorang dengan imbalan jasa sebesar 50 rupee
(sekitar Rp 11 ribu). Namun, apa yang ia lakukan itu nyatanya tidak membuat
seorang polisi senang, seperti dilansir melalui BBC. Sehingga, tak heran kalau salah satu
polisi yang dikenal sebagai Pradeep Kumar meminta agar kakek itu pergi
meninggalkan area yang cukup dekat dari luar kantor pos tersebut. Namun, petugas
melakukan itu dengan cara yang sangat tidak manusiawi.
Bagaimana
tidak, polisi ini berlaku kasar dengan mengintimidasi si kakek, memaki serta
merusak mesin ketiknya hingga hancur berkeping-keping. Kakek Krishna pun sedih
hatinya dan pulang. Ia pun merasa tidak dimanusiakan oleh orang tersebut.
Hingga keesokan harinya, seorang Gubernur meminta perwakilan untuk bertandang
ke rumah kakek Krishna dan meminta maaf sambil memberi hadiah dua mesin ketik
baru.
Memang di
luar kejadian itu, si kakek senang mendapat mesin ketik baru. Namun, kondisi
ini mungkin saja tidak terjadi kalau bukan seseorang mengunggah kejadian itu ke
jejaring sosial dan mendadak viral di seluruh India dan dunia. Mungkin, polisi
itu belum tahu efek sosmed dan internet di masa kini kali. Kalau menurutmu?