Membeli perhiasan sekilas terlihat mudah. Hanya tinggal
pilih toko, pilih desain, deal harga dan bayar. Semudah itukah? Tentunya tidak.
Membeli emas tidaklah semudah itu.
"Kesalahan yang sering dilakukan oleh pembeli emas
adalah tidak mengecek kadar emasnya," ucap Tanya Alissia, GM Marketing
Communication The Palace saat media diskusi di Jakarta, Jumat (29/5).
Dikatakan Tanya, sekarang ini ada banyak kasus penipuan emas
yang terjadi di Jakarta. Penipuan yang dimaksud adalah penipuan kadar kandungan
emas dalam perhiasan yang dipilihnya. "Penjualnya bilang kadarnya 75
persen tapi begitu diukur ternyata kurang dari 75 persen," katanya. Kadar
emas 75 persen berarti dalam ada 75 persen logam mulia emas yang ada di
dalamnya, sedangkan 35 persen sisanya adalah bahan lain seperti nikel, tembaga
dan lainnya.
Kadar emas yang diakui 75 persen ini ternyata hanya sekitar
68-71 persen saja. Di pasaran, emas kurang kadar 70-71 persen yang diakui
sebagai emas 75 persen ini bisa mencapai 60 persen. Sedangkan yang berkadar
kurang dari itu ada sekitar 10 persen.
Data ini didapatkan dari survei yang dilakukan The Palace
dengan alat pengukur kadar emas yang disebut karatimeter. Data ini didapat dari
pengujian yang dilakukan toko perhiasan ini di Bekasi, Karawaci, Jakarta
Selatan dan Bandung.
"Mereka cukup surprise juga saat tahu kalau ternyata mereka
sudah dirugikan penjual emasnya. Karena mau tidak mau, penjual emas yang bilang
emas 75 persen dan menjual seharga itu akan dapat untung lebih besar kalau
ternyata emasnya kurang dari 75 persen," katanya.
Kasus seperti ini, kata Tanya, bukan hanya kerap terjadi di
Indonesia saja tapi juga dibeberapa negara lain. India dan China adalah salah
satu negara yang banyak mengalami kasus seperti ini.
"Di China, orang berlomba-lomba cek kadar emasnya
walaupun harus bayar. Mereka takut dibohongi. Bahkan pemerintahnya sampai
menerapkan aturan kalau ada toko perhiasan yang menipu mereka bisa
menuntut," katanya. "Kalau di Indonesia, habis gajian langsung beli
emas, tapi memilihnya enggak teliti dan enggak cek kadar pastinya. Pengetahuan
masyarakat Indonesia tentang emas itu masih rendah."